Jumat, 03 Juni 2016

Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Rotating Trio Exchange

Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Rotating Trio Exchange


A.    Pengertian Kooperatif Tipe Rotating Trio Exchange
                            Model pembelajaran kooperatif tipe rotating trio exchange  merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif. Isjoni (2009) mengatakan bahwa :
                            “Model ini terdiri dari 3 orang dalam satu kelompok, yang diberi nomor 0,1 dan 2. nomor 1 berpindah searah jarum jam dan nomor 2 sebaliknya berlawanan arah jarum jam sedangkan nomor 0 tetap di tempat”. Setiap kelompok diberikan pertanyaan untuk didiskusikan setelah itu kelompok dirotasikan kembali dan terjadi trio yang baru. Dan setiap trio baru tersebut diberikan pertanyaan baru untuk didiskusikan, dengan cara pertanyaan yang diberikan ditambahkan sedikit tingkat kesulitannya.

7
 
                                  Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif tipe rotating trio exchange adalah salah satu model pembelajaran kooperatif dimana murid dibagi dalam kelompok yang beranggotakan 3 orang untuk memecahkan pertanyaan yang diberikan oleh guru dimana murid diberi simbol 0, 1 dan 2 kemudian nomor 1 berpindah searah jarum jam dan nomor 2 sebaliknya, berlawanan jarum jam, sedangkan nomor 0 tetap ditempat.

        b.     Langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe rotating trio exchange
                            Adapun langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe rotating trio exchange adalah sebagai berikut:
                1.   Pembentukan kelompok oleh guru yang terdiri dari 3 orang murid masing-masing diberi simbol 0, 1 dan 2
                2.   Penyampaian prosedur yang akan dilakukan yaitu rotating trio exchange dengan cara :
                      a.   Setelah terbentuknya kelompok maka guru memberikan bahan diskusi untuk dipecahkan trio tersebut.
                      b.   Selanjutnya berdasarkan waktu maka murid yang mempunyai simbol 1 berpindah searah jarum jam dan simbol nomor 2 berlawanan jarum jam sedangkan nomor 0 tetap di tempat.
                      c.   Guru memberikan pertanyaan baru untuk didiskusikan oleh trio baru tersebut.
                      d.   Rotasikan kembali seusai setiap pertanyaan yang disiapkan.
                3.   Penyajian hasil diskusi oleh kelompok
                4.   Memberikan tugas kepada murid

        c.     Aktivitas murid dalam model pembelajaran kooperatif tipe rotating trio exchange
                            Aktivitas murid dalam kelas terbagi menjadi dua kegiatan, yaitu kegiatan di dalam tugas (on task) dan kegiatan di luar tugas (off task). Dalam kaitannya dengan aktivitas murid dalam tugas dibedakan menjadi dua jenis aktivitas murid di dalam kelompok kooperatif yaitu aktivitas aktif dan aktivitas pasif.
                1.   Aktivitas aktif
                      Di dalam tugas, ada empat kategori untuk aktivitas aktif yang dapat diamati sebagai berikut :
                      a.   Menyelesaikan masalah secara mandiri
                      b.   Membuat catatan tertulis
                      c.   Memberi penjelasan
                      d.   Mengajukan pertanyaan atau menawarkan (meminta bantuan)
                2.   Aktivitas pasif
                      Yang dikategorikan aktivitas pasif murid dalam tugas adalah :
                      a.   Mendengar penjelasan
                      b.   Membaca materi pelajaran
                      Sedangkan aktivitas murid di luar dapat dilihat dari :
                      a.   Murid membicarakan hal-hal yang tidak berkaitan dengan materi ajar
                      b.   Murid membaca sumber lain yang tidak berkaitan dengan tugas yang dihadapi
                      c.   Murid bermain tidur-tiduran atau melamun
                                  Pembelajaran kooperatif  diarahkan untuk mencapai empat kondisi untuk membangkitkan perubahan konseptual berdasarkan pada konstruktivisme, yaitu :
                      a.   Orientasi, yaitu pengenalan langkah-langkah yang ingin dihadapi
                      b.   Pemunculan gagasan, yaitu murid diberikan kesempatan untuk menyatakan secara eksplisit gagasan kepada teman atau gurunya.
                      c.   Penyusunan ulang, yaitu perubahan atau peluasan gagasan, meliputi aktivitas yang memberikan kepada murid untuk saling bertukar pikiran dengan teman-teman sebaya dan membentuk serta menilai ide baru.
                      d.   Aplikasi, yaitu memberi kesempatan kepada murid untuk menerapkan konsep yang baru yang telah dibentuk ke dalam konteks yang baru.
                            Dalam pembelajaran kooperatif tidak hanya mempelajari materi saja, tetapi murid juga mempelajari keterampilan-keterampilan khusus yang disebut keterampilan kooperatif.
                            Menurut Lungdren (Trianto, 2007: 46), keterampilan-keterampilan selama kooperatif tersebut antara lain sebagai berikut:
                1).  Keterampilan kooperatif tingkat awal
                      a.   Berada dalam tugas, yaitu menjalankan tugas sesuai dengan tanggung jawabnya.
                      b.   Mengambil giliran dan berbagi tugas, yaitu menggantikan teman dengan tugas tertentu dan mengambil tanggung jawab tertentu dalam kelompok.
                      c.   Mendorong adanya partisipasi, yaitu memotivasi semua anggota kelompok untuk memberikan konstribusi.
                      d.   Menggunakan kesepakatan, yaitu menyamakan persepsi/ pendapat.
                2).  Keterampilan tingkat menengah
                      a.   Mendengarkan dengan aktif, yaitu menggunakan pesan fisik dan verbal agar pembicara mengetahui anda secara energik menyerap informasi.
                      b.   Bertanya, yaitu meminta atau menanyakan informasi atau klarifikasi lebih lanjut.
                      c.   Menafsirkan, yaitu menyampaikan kembali informasi dengan kalimat berbeda.
                      d.   Memeriksa ketetapan, yaitu membandingkan jawaban, memastikan bahwa jawaban tersebut benar.

                3).  Keterampilan tingkat mahir
                                  Keterampilan kooperatif tingkat mahir ini antara lain mengelaborasi, yaitu memperluas konsep, membuat kesimpulan dan menghubungkan pendapat-pendapat dengan topik tertentu.
                                  Salah satu aspek penting dalam model pembelajaran kooperatif adalah bahwa disamping model pembelajaran kooperatif membantu mengembangkan tingkah laku kooperatif dan hubungan yang lebih baik diantara murid, secara bersamaan. Model pembelajaran ini juga membantu murid dalam meningkatkan akademiknya. Slavin (Ibrahim, 2005: 6) menyatakan :
Mengamati dan melaporkan hasil penelitian kelas kooperatif menunjukkan hasil belajar yang lebih tinggi daripada kelas non kooperatif untuk berbagai bidang studi. Dari 45 orang yang diamati oleh Slavin, 37 diantaranya menyatakan bahwa model kooperatif menunjukkan hasil yang lebih tinggi dan 8 orang menunjukkan hasil ini negatif hasilnya.

                                    Hasil penelitian lain seperti dikemukakan oleh Linda Lundgren (Arifah, 2006: 18) juga menunjukkan bahwa “pembelajaran kooperatif memiliki dampak yang amat positif untuk murid yang rendah hasil belajarnya”. Hal tersebut berkaitan dengan konsep teori motivasi bahwa pembelajaran kooperatif memotivasi murid untuk belajar lebih giat. Unsur  motivasi dalam pembelajaran kooperatif terletak bagaimana bentuk hadiah atau struktur pencapaian tujuan saat murid melaksanakan kegiatan. Pada pembelajaran kooperatif murid yakin bahwa tujuan tersebut secara ringkas dapat disimpulkan bahwa suatu kerangka teoritis dan empirik yang kuat untuk pembelajaran kooperatif mencerminkan pandangan bahwa manusia belajar dari pengalaman-pengalaman mereka dan partisipasi aktif dalam kelompok kecil membantu murid belajar keterampilan sosial yang penting dan secara bersama mengembangkan sikap demokrasi dan kemampuan berpikir logis.

Tidak ada komentar:

HASIL UHB KELAS XI MIPA 2 TGL 01/02/2024

  PELAJARAN MATEMATIKA