Pembelajaran AKIK (Aktif, Kreatif, Inspiratif, dan Komunikatif)

Pembelajaran AKIK (Aktif, Kreatif, Inspiratif, dan Komunikatif)

Sebagaimana yang tercantum pada pasal 19 ayat 1 PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan bahwa pembelajaran harus disajikan secara menarik. Wujud dari pembelajaran menarik tersebut harus interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, dan memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif serta memberikan ruang yang cukup bagi prakasa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
Sesuai dengan amanat tersebut, sudah seharusnya guru senantiasa berusaha untuk melakukan tugasnya sebaik mungkin, yakni selalu berupaya untuk menyajikan kegiatan pembelajaran semenarik mungkin bagi peserta didik. Tidak hanya itu, pembelajaran juga harus memberikan sesuatu yang menantang sehingga dapat menggerakkan peserta didik untuk aktif mencari pengetahuannya, guru dituntut untuk kreatif dalam menciptakan kegiatan yang beragam sehingga dapat memenuhi berbagai tingkat kemampuan peserta didik.
Pembelajaran menarik juga tidak meninggalkan pembentukan kemandirian sesuai dengan bakat dan minat peserta didik. Selain itu, pembelajaran yang menarik tetap harus memerhatikan perkembangan peserta didik, baik secara fisik maupun psikologisnya. Dalam setiap menyajikan kegiatan pembelajaran, guru juga harus senantiasa memerhatikan motivasi dan minat peserta didik sehingga dengan cerdik bisa langsung mengubah suasana pembelajaran yang tadinya telah membosankan menjadi tetap menarik dan membuat peserta didik selalu antusias.
Tugas guru memang tidak hanya mengajar, tetapi juga mendidik dengan keteladanan dan kasih sayang. Guru yang baik bukan guru yang hanya mampu mendidik saja, tetapi lebih dari itu, guru yang hanya mampu mendidik saja, tetapi lebih dari itu, guru harus mampu menginspirasi para peserta didiknya. Begitu pula dengan kegiatan pembelajaran. Pembelajaran yang baik adalah pembelajaran yang mampu menginspirasi peserta didik agar selalu mempunyai motivasi yang kuat untuk terus belajar dan menerapkan ilmu pengetahuan yang telah diperolehnya dalam kehidupan sehari-hari.
Keadaan aktif dan menyenangkan tidaklah cukup jika pembelajaran tidak efektif, yakni tidak menghasilkan sesuatu yang harus dikuasai peserta didik setelah pembelajaran berlangsung sebab pembelajaran memiliki sejumlah tujuan yang harus dicapai. Jika pembelajaran hanya aktif dan menyenangkan, tetapi tidak efektif, pembelajaran tersebut tidak ubahnya seperti bermain biasa.
Salah satu indikator keberhasilan belajar adalah apabila peserta didik telah mampu mengungkapkan kembali yang telah dipelajari dengan bahasa dan kalimat sendiri serta mempraktikkannya dalam dunia nyata. Ini menjadi salah satu alasan mengapa dalam setiap akhir pembelajaran, peserta didik dituntut untuk dapat mengomunikasikan hasil belajarnya, baik secara lisan maupun tertulis. Dengan demikian, hal ini dapat dijadikan indikator keberhasilan belajar mereka. Sejauh mana penguasaan kompetensi dari pembelajaran yang telah dilakukan dapat dilihat melalui kegiatan peserta didik dalam mengomunikasikan hasil belajaranya.
Berdasarkan pernyataan tersebut, muncullah pemikiran tentang pembelajaran AKIK (Aktif, Kreatif, Inspiratif, dan Komunikatif). Pembelajaran AKIK adalah kegiatan pembelajaran yang menekankan pada keaktifan peserta didik, kreativitas guru yang merangsang kreativitas peserta didik, menginspirasi peserta didik untuk terus belajar dan menerapkannya dalam kehidupan nyata sehari-hari, serta menuntut peserta didik untuk mampu mengomunikasikan hasil belajarnya tersebut, baik secara lisan maupun tertulis.
Berikut penjabaran pembelajaran AKIK, secara lebih terperinci

1. Aktif

Pembelajaran AKIK (Aktif, Kreatif, Inspiratif, dan Komunikatif)

Pembelajaran yang ideal adalah pembelajaran yang membuat peserta didik aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Dalam hal ini, peserta didiklah yang belajar. Peserta didik seharusnya diberikan kesempatan seluas-luasnya agar leluasa mengembangkan rasa ingin tahunya. Jadi, bukan guru yang aktif berbicara menjelaskan materi yang seharusnya dipelajari peserta didik.
Kualitas pembelajaran dan pembentukan kompetensi peserta didik dapat terlihat dari segi proses dan hasil.
a. Dari segi proses
Pembelajaran dan pembentukan kompetensi dikatakan berhasil dan berkualitas apabila seluruhnya atau setidak-tidaknya sebagian besar (75%) peserta didik terlibat secara aktif dalam pembelajaran, baik fisik, mental, maupun sosial di  samping menunjukkan gairah belajar yang tinggi, nafsu belajar yang besar, dan tumbuhnya rasa percaya diri.
b. Dari segi hasil
Pembelajaran dan pembentukan kompetensi dikatakan berhasil apabila terjadi perubahan kompetensi dan perilaku yang positif pada diri peserta didik seluruhnya atau setidak-tidaknya sebagian besar (75%). Lebih lanjut, proses pembentukan kompetensi dikatakan berhasil dan berkualitas apabila masukan merata, menghasilkan output yang banyak dan bermutu tinggi serta sesuai dengan kebutuhan, perkembangan masyarakat, dan pembangunan.
Untuk mewujudkan hal tersebut, guru harus menciptakan suasana yang sedemikian rupa sehingga peserta didik aktif bertanya, menjawab pertanyaan, dan mengemukakan gagasan. Belajar memang merupakan suatu proses aktif dan si pembelajar dalam membangun pengetahuannya, bukan proses pasif yang hanya menerima penjelasan dari guru. Jika pembelajaran tidak memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk berperan aktif maka dapat diartikan bahwa pembelajaran tersebut bertentangan dengan hakikat belajar.
Pembelajaran aktif merupakan pembelajaran yang lebih berpusat pada peserta didik (student centered) daripada berpusat pada guru (teacher centered). Untuk mengaktifkan peserta didik, kata kunci yang dapat dipegang guru adalah kegiatan yang dirancang untuk bisa dilakukan peserta didik, baik kegiatan berpikir (mind-on) dan berbuat (hand-on). Fungsi dan peran guru lebih banyak sebagai fasilitator.

2. Kreatif

Pembelajaran AKIK (Aktif, Kreatif, Inspiratif, dan Komunikatif)

Pembelajaran yang menarik dan menyenangkan dapat dilihat dari dua sisi, sebagai berikut:
a. Mengajar secara kreatif (creative teaching)
Mengajar secara kreatif menggambarkan guru yang dapat menggunakan pendekatan-pendakatan yang imajinatif sehingga kegiatan pembelajaran lebih menarik, membangkitkan gairah, dan juga lebih efektif.
b. Mengajar untuk kreativitas (teaching for creativity)
Mengajar untuk kreativitas berkaitan dengan penggunaan bentuk-bentuk pembelajaran yang ditujukan untuk mengembangkan pada peserta didik agar memiliki kemampuan berpikir dan berperilaku kreatif.
Kedua konsep tersebut tidak dapat dipisahkan. Mengajar untuk kreativitas di dalamnya harus melibatkan mengajar secara kreatif. Mengajar secara kreatif dan mengajar untuk kreativitas pada dasarnya mencakup seluruh karakteristik pembelajaran yang baik (good learning and teaching), seperti motivasi dan ekspektasi yang tinggi, kemampuan berkomunikasi dan mendengarkan, kemampuan untuk membangkitkan gairah belajar, inspiratif, konstruktif, dan sejenisnya.
Pembelajaran yang kreatif memang bukanlah pilihan yang gampang, di dalamnya memerlukan waktu yang lebih dan perencanaan yang matang untuk melahirkan dan mengembangkan ide-ide baru. Selain itu, diperlukan juga keyakinan yang kuat untuk melakukan improvasi dalam pembelajaran, keberanian untuk mencoba, dan kesanggupan untuk menanggung berbagai risiko yang tidak diharapkan dalam pembelajaran. Kendati harus dilakukan melalui usaha yang tidak mudah, pembelajaran untuk kreativitas ini diyakini dapat menjadikan pembelajaran jauh lebih menyenangkan.
Pembelajaran pada hakikatnya untuk mengembangkan aktivitas dan kreativitas peserta didik melalui berbagai interaksi dan pengalaman belajar. Namun dalam pelaksanaannya, seringkali kita tidak sadar bahwa masih banyak kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan justru menghambat aktivitas dan kreativitas.
Banyak cara yang dapat digunakan untuk menciptakan suasana belajar yang kondusif yang dapat mengembangkan aktivitas dan kreativitas belajar secara optimal, sesuai dengan kemampuan masing-masing peserta didik.
Kreativitas dapat dikembangkan dengan memberikan kepercayaan, komunikasi yang bebas, pengarahan diri dan pengawasan yang tidak terlalu ketat. Dalam hal ini, peserta didik akan lebih kreatif jika:
a. Dikembangkan rasa percaya diri dan dikurangi perasaan takutnya.
b. Diberi kesempatan untuk berkomunikasi ilmiah secara bebas dan terarah.
c. Dilibatkan dalam menentukan tujuan dan evaluasi belajar.
d. Diberikan pengawasan yang tidak terlalu ketat dan tidak otoriter.
e. Dilibatkan secara aktif dan kreatif dalam pembelajaran secara keseluruhan.
Berikut disajikan beberapa cara yang dapat dilakukan guru untuk mengembangkan kreativitas peserta didik.
a. Janganlah terlalu banyak membatasi ruang gerak peserta didik dalam pembelajaran dan mengembangkan pengetahuan baru.
b. Bantulah peserta didik memikirkan sesuat yang belum lengkap, mengeksplorasi pertanyaan, dan mengemukakan gagasan yang orisinal.
c. Bantulah peserta didik mengembangkan prinsip-prinsip tertentu ke dalam situasi baru.
d. Berilah tugas-tugas secara individu/perseorangan.
e. Kurangilah kekangan dan ciptakanlah kegiatan-kegiatan yang dapat merangsang otak.
f. Berilah kesempatan kepada peserta didik untuk berpikir reflektif terhadap setiap masalah yang dihadapi.
g. Hargailah perbedaan individu peserta didik dengan melonggarkan aturan dan norma kelas.
h. Janganlah memaksakan kehendak terhadap peserta didik.
i. Tunjukanlah perilaku-perilaku baru dalam pembelajaran.
j. Kembangkanlah kegiatan-kegiatan yang menarik, seperti kuis dan teka-teki serta nyanyian yang dapat memacu potensi secara optimal.
k. Libatkanlah peserta didik secara optimal dalam pembelajaran sehingga proses mentalnya bisa lebih dewasa dalam menemukan konsep dan prinsip-prinsip ilmiah.

3. Inspiratif

Pembelajaran AKIK (Aktif, Kreatif, Inspiratif, dan Komunikatif)

Guru yang baik adalah guru yang menginspirasi peserta didik. Begitu juga dengan pembelajaran. Pembelajaran yang baik adalah pembelajaran yang dapat menginspirasi peserta didik untuk terus berupaya mengembangkan rasa ingin tahunya, kemudian mempraktikannya dalam dunia nyata sehari-hari. Dalam hal ini, pembelajaran tidak hanya sekedar memberikan ruang gerak agar peserta didik aktif dan tidak bosan saja, tetapi tetap mengedepankan efektivitas serta hasil yang ingin dicapai. Suasana belajar yang kondusif dan menyenangkan pun belum bisa menjamin tercapainya tujuan pembelajaran karena pemberian pengalaman belajar yang kurang bermakna di mata peserta didik.
Mengajar merupakan proses inspiratif. Mengajar yang menginspirasi peserta didik adalah menumbuhkan kreativitas berpikir dan membuat peserta didik tidak hanya tergantung belajar di kelas, tetapi juga mampu menjadi sosok pembelajar seumur hidup. Mengajar yang inspiratif juga akan mampu membawa peserta didik menjalajahi dunia yang serba tidak mungkin menjadi mungkin dan mengajak dari kemandekan berpikir lebih mencair. Mengajar yang inspiratif mampu melecut semangat peserta didik untuk terus mengembangkan potensinya.
Peserta didik dapat terinspirasi dengan pembelajaran yang mereka ikuti jika pembelajaran tersebut benar-benar memberikan pengalaman yang sangat bermakan dan juga meninggalkan kesan mendalam. Tentunya buka pekerjaan udah bagi guru untuk mewujudkan pembelajaran seperti demikian. Namun, sebagai guru mestinya mempunyai bekal kemampuan untuk merancang, mendesain, dan membuat skenario pembelajaran yang dapat memberikan kesan dan pengalaman bermakna bagi peserta didik.
Beberapa cara yang dapat dilakukan guru untuk menciptkana kegiatan pembelajaran yang menginspirasi peserta didik, sebagai berikut:
a. Mulailah dengan bersikap lembut, namun tegas, dan penuh kasih sayang
Peserta didik akan menyukai pelajaran karena menyukai gurunya. Jarang sekali peserta didik menyukai pelajaran sementara guru yang mengampunya tidak disukainya sama sekali. Dengan demikian, buatlah peserta didik tertarik dengan sikap dan penampilan kita sebagai guru. Dengan catatan, jangan sampai meninggalkan norma dan etika seorang guru. Setidaknya berpenampilan yang wajar, tetapi rapi, sopan, dan enak dilihat. Jangan lupa untuk bersikap ramah dan selalu tersenyum, meski mungkin peserta didik sangat menjengkelkan. Masukilah dunia mereka dan bawalah mereka ke dunia kita.
b. Ciptakanlah suasana belajar yang menyenangkan
Untuk kegiatan belajar yang dapat memberikan suasana menyegarkan peserta didik, bisa dilakukan di luar kelas. Misalnya di halaman sekolah, tepatnya di bawah pohon yang rindang dengan posisi duduk melingkar sehingga suasana lebih santai, tetapi tetap mengacu pada tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Bisa juga dengan beralaskan tikar, guru mengadakan diskusi dan tanya jawab tentang materi pelajaran dengan peserta didik. Guru juga tetap bisa melakukan pembelajaran tetapi di dalam kelas dengan penataan bangku yang representatif dan memungkinkan peserta didik dapat bergerak aktif serta tidak membosankan. Ciptakan suasana kelas senyaman mungkin agar peserta didik tidak bosan dan tetap senang berada di dalam kelas. Bahkan, guru bisa menyuruh peserta didik untuk menata bangku di tepi atau belakang dan melakukan kegiatan pembelajaran dengan lesehan. Ini justru akan memberikan suasana yang lebih santai dan pastinya tidak membosankan.
c. Berilah kepercayaan sepenuhnya pada peserta didik untuk bereksplorasi mengembangkan dan juga mencari jawaban atas rasa ingin tahunya
Dalam hal ini, kita mesti menyadari bahwa yang belajar adalah peserta didik, bukan guru. Jadi, biarkan mereka mencari pengetahuannya sejauh yang mereka inginkan. Jangan pernah mencegah peserta didik untuk menyelidiki apa pun yang mereka ingin ketahui sebatas tidak merugikan orang lain.
d. Gunakanlah metode atau model pembelajaran yang benar-benar memberikan kesempatan pada peserta didik untuk bekerja mencari pengetahuan mereka sendiri
Sebagai guru yang profesional, mestinya kita mampu menciptakan skenario pembelajaran yang dapat menggerakkan peserta didik untuk aktif mencari pengalamannya sendiri. Buatlah lembar kerja semenarik mungkin dengan tuntutan kerja yang simpel dan tidak bertele-tele, namun tetap mengacu pada tujuan pembelajaran. Hal yang perlu diperhatikan guru saat membuat lembar kerja adalah mengkondisikan peserta didik untuk mencari pengalamannya sendiri yang benar-benar bermakna dan berkesan. Misalnya, pelajaran IPA dengan melakukan pengamatan di kebun sekolah, yakni mengidentifikasi berbagai komponen biotik maupun abiotik. Bisa juga mengajak peserta didik ke pasar untuk pelajaran IPS dan masih banyak lagi cara yang dapat diterapkan guru untuk mendorong peserta didik bekerja sendiri mencari pengetahuan.
e. Buatlah pembelajaran semenarik mungkin, tetapi tetap efektif
Pembelajaran yang menarik tidak hanya terlihat dari keaktifan dan antusiasme peserta didik, tetapi juga dapat dilihat dari guru menyampaikan materi. Bisa jadi, guru hanya menggunakan model pembelajaran yang biasa-biasa saja, namun cara penyampaian materi pelajaran dapat membuat peserta didik merasa tertarik. Dengan demikian, guru adalah faktor utama sebagai penentu pembelajaran dapat menarik peserta didik atau tidak.
f. Peka pada kondisi psikis maupun fisik peserta didik
Guru harus benar-benar memerhatikan kondisi fisik maupun psikis peserta didik saat mengikuti pembelajaran. Jika mereka tidak dalam kondisi yang benar-benar siap mengikuti pelajaran, jangan dipaksa. Carilah cara agar peserta didik bisa memiliki kesiapan untuk belajar karena belajar dengan perasaan terpaksa tidak akan menghasilkan sesuatu yang kita harapkan. Guru memang harus bisa cepat tanggap dengan situasi peserta didik karena perubahan kondisi psikis maupun fisik mereka akan sangat berpengaruh pada keberhasilan proses belajar.
g. Gunakan permainan kreatif atau ice breaking untuk mengembalikan kesegaran peserta didik saat mereka telah merasa jenuh
Saat guru melihat peserta didik tidak lagi seantusias seperti pada awal pembelajaran maka berarti sudah saatnya guru memberikan selingan untuk mengembalikan kesegaran mereka. Ajaklah peserta didik bermain secara kreatif atau buatlah peserta didik mengikuti kegiatan ice breaking. Carilah permainan kreatif atau ice breaking yang simpel, tidak ribet, mudah dipahami peserta didik, dan yang terpenting tidak memerlukan banyak waktu. Dengan demikian, waktu belajar tidak banyak tersita, namun pembelajaran tetap menarik dan memberi kesan menyenangkan, tetapi juga menghasilkan.
h. Bimbinglah peserta didik dalam mencari pengetahuannya dengan penuh kesabaran dan arahkan pada tujuan pembelajaran yang harus dicapai
Sebagai guru yang baik, sudah seharusnya membimbing peserta didik saat mereka bekerja mencari pengetahuannya. Dalam membimbing peserta didik harus disertai sikap sabar dan jangan sampai membentak atau bahkan marah jika peserta didik melakukan hal-hal yang mungkin di luar ketentuan pembelajaran. Hal ini biasanya karena mereka ingin menjawab rasa ingin tahunya atau bahkan mencari perhatian karena memang guru kuran memerhatikan peserta didik. Jangan malah justru guru merasa enak karena peserta didik dapat belajar secara mandiri, sehingga menganggap bahwa tugas guru lebih ringan. Pemikiran demikian jelas salah besar karena semakin peserta didik aktif, berarti semakin besar juga kebutuhan perhatian dan bimbingan guru terhadap proses belajar mereka. Dengan tetap memberikan bimbingan, perhatian, dan arahan maka tujuan pembelajaran akan bisa tercapai oleh peserta didik.
i. Berikan penjelasan akhir tentang manfaat mempelajari materi dan cara menerapkannya dalam kehidupan nyata sehari-hari
Dengan pemberian penjelasan tersebut, peserta didik akan semakin mengerti tentang arti ilmu yang baru saja mereka peroleh melalui kegiatan pembelajaran untuk kehidupan mereka. Agar peserta didik semakin terinspirasi untuk menerapkannya maka berilah contoh konkret penerapan konsep tersebut dan ajaklah peserta didik untuk mencoba mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari mereka.
Pembelajaran yang inspiratif pada akhirnya bertujuan mengajak peserta didik untuk mengaplikasikan pengetahuan yang telah diperolehnya dalam kehidupan nyata mereka sehari-hari. Mengaplikasikan pengetahuan peserta didik bisa menjadi indikator untuk mengukur sejauh mana peserta didik menyerap pembelajaran yang telah berlangsung.

4. Komunikatif

Pembelajaran AKIK (Aktif, Kreatif, Inspiratif, dan Komunikatif)

Salah satu hal yang paling dianggap kurang berhasil dari kegiatan pembelajaran yang secara umum disajikan oleh guru adalah ketika peserta didik harus mempresentasikan hasil diskusi atau hasil proses belajar mereka. Jika ada beberapa peserta didik yang dapat mengomunikasikan, itu biasanya sambil membaca. Mereka tidak dapat mengungkapkan secara lisan dengan spontan dan memaparkan konsep atau pengetahuan yang telah mereka pelajari dengan menggunakan bahasa mereka sendiri.
Padahal, salah satu indikator peserta didik memahami dan mengerti materi pelajaran adalah jika mereka dapat mengomunikasikannya dengan menggunakan kalimat mereka sendiri. Memang, untuk mewujudkan hal tersebut cukup sulit. Banyak faktor yang mempengaruhi kemampuan peserta didik dapat menyampaikan hasil belajarnya secara spontan, faktor-faktor tersebut diantaranya:
a. Tingkat kesulitan materi pelajaran.
b. Tingkat pemahaman terhadap materi yang telah dipelajari.
c. Kepercayaan diri peserta didik
d. Keberanian peserta didik untuk berbicara di depan teman-teman dan guru.
Meskipun demikian, kemampuan menyampaikan pendapat dan mengomunikasikan hasil proses belajar mereka dapat dilatih secara rutin dalam setiap kegiatan pembelajaran. Guru mestinya selalu memberikan kesempatan pada peserta didik untuk bertanya, menjawab pertanyaan, mengungkapkan pendapat, bahkan mempresentasikan hasil proses belajar mereka. Dengan demikian, lama kelamaan peserta didik akan terbiasa berani menyampaikan pendapat di muka umum.
Pembelajaran sendiri juga disebut sebagai proses komunikasi antara guru yang berperan sebagai penyampai pesan dan peserta didik sebagai orang yang menerima pesan. Komunikasi antara keduanya dapat efektif apabila pesan dari pihak komunikator (guru) dapat ditangkap dengan mudah oleh komunikan (peserta didik), begitu pula sebaliknya. Komunikasi buka persoalan sederhana. Hal ini butuh keahlian dan kecakapan, seperti cara peserta didik menyanggah pendapat orang lain dengan santun dan cara mengungkapkan pendapat yang tidak memojokkan atau membuat orang lain tersinggung. Keahlian berkomunikasi menjadi kunci awal untuk melakukan partisipasi secara baik. Oleh karena itu, penting bagi guru untuk melatih kemampuan berkomunikasi secara bertahap sehingga peserta didik mampu berpartisipasi dengan baik.
Guru harus selalu membimbing peserta didik untuk dapat memahami konsep-konsep pengetahuan yang dipelajari saat kegiatan pembelajaran berlangsung. Tidak harus dengan ceramah dan menjelaskan terus menerus. Justru itu adalah cara yang sangat membosankan bagi peserta didik. Cara yang paling tepat adalah dengan membuat lembar kerja yang simpel, tidak bertele-tele, mudah dipahami, dan dipraktikkan serta menuntun peserta didik menuju pemahaman konsep pengetahuan sesuai tujuan pembelajaran.
Dengan cara tersebut, diharapkan peserta didik akan dapat memahami materi pelajaran dengan mencari pengetahuannya sendiri sehingga benar-benar melekat dan tersimpan di otak. Sejauh mana mereka memahami materi pelajaran akan terlihat saat mereka mengomunikasikan hasil belajar mereka melalui presentasi dan diskusi kelas. Oleh karena itu, guru harus memberikan kesempatan kepada mereka untuk mempresentasikan hasil kerja mereka menggunakan bahasa mereka sendiri.
Pembelajaran komunikatif juga dapat terlihat dari adanya komunikasi dua arah antara guru dengan peserta didik. Guru harus menciptakan suasana yang santai, namun tetap serius sehingga dapat membuat peserta didik tidak merasa canggung, takut, dan malu untuk bertanya dan mengemukakan pendapat. Selain itu, sikap guru juga harus ramah untuk mendukung peserta didik berani bertanya dan mengungkapkan pendapat. Jika saat pembelajaran peserta didik masih saja kurang komunikatif, guru harus memberikan stimulus agar peserta didik dapat berkomunikasi.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PROPOSAL PALANG MERAH REMAJA (PMR)

“ SATYAKU KUDARMAKAN DARMAKU KUBAKTIKAN “

SOAL TIK 12 IPA